
هذا الكلام : (طلب
العلم من المهد الى اللحد) ويحكى أيضا بصيغة (اطلبوا العلم من المهد الى اللحد) :
ليس بحديث نبوي ، وإنما هو من كلام الناس ، فلا تجوز إضافته إلى رسول الله صلى
الله عليه وسلم كما يتناقله بعضهم ، إذ لا ينسب إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم
إلا ما قاله أو فعله أو أقره
Artinya: “Perkataan ini, yaitu ‘menuntut ilmu dari buaian sampai
ke liang lahad’, dan disampaikan juga dengan ungkapan ‘tuntutlah ilmu dari
buaian sampai liang lahad’, bukanlah hadits Nabi. Ia hanyalah perkataan manusia
biasa, dan tidak boleh menyandarkannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang. Tidak ada yang boleh
dinisbahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali perkataan,
perbuatan dan persetujuan beliau.”
Diceritakan juga bahwa Syaikh Ibn Baz rahimahullah dalam sebuah
kajian beliau pernah menyatakan status hadits ini, yaitu ليس له أصل, tidak ada asalnya.
(saya menemukan cerita ini di http://www.ahl-alsonah.com/vb/p1507.html danhttp://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=19129,
keduanya diakses pada tanggal 30 Januari 2012)
Hal yang serupa juga dinyatakan oleh Markaz Fatwa situs
islamweb.net. (http://www.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=60804,
diakses pada tanggal 30 Januari 2012)
Syaikh ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah rahimahullah menyatakan bahwa
ungkapan
اطلبوا العلم من المهد الى اللحد ini maknanya benar, namun yang tidak boleh adalah menisbahkannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
اطلبوا العلم من المهد الى اللحد ini maknanya benar, namun yang tidak boleh adalah menisbahkannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2. Menuntut Ilmu itu Wajib bagi Setiap Muslim dan Muslimah
(طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة)
(طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة)
Hadits طلب العلم فريضة على كل مسلم, tanpa tambahan ومسلمة diriwayatkan
melalui banyak jalur dan terdapat di banyak kitab, diantaranya dikeluarkan oleh
Ibn Majah dalamSunan-nya(1/81), al-Bazzar dalam Musnad-nya(1/164) (13/240)
(14/45), ath-Thabrani dalam al-Mu’jam ash-Shaghir (1/36) (1/58), juga
dikeluarkan oleh ath-Thabrani dalamal-Mu’jam al-Ausath, al-Mu’jam
al-Kabir dan Musnad asy-Syamiyin, dikeluarkan juga oleh al-Baihaqi
dalam al-Madkhal ila as-Sunan al-Kubra (hadits no. 325, 326 dan 329).
‘Ulama berbeda pendapat tentang status hadits ini. Abu
‘Abdirrahman al-Albani rahimahullah dalam kitab Shahih at-Targhib wa
at-Tarhib (1/17) dan Shahih wa Dha’if Sunan Ibn Majah (1/296)
menyatakan hadits ini shahih. Dalam kitab Shahih wa Dha’if Sunan Ibn
Majah (1/296), al-Albani mengutip hadits dari Ibn Majah:
حدثنا هشام بن عمار
حدثنا حفص بن سليمان حدثنا كثير بن شنظير عن محمد ابن سيرين عن أنس بن مالك قال
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم طلب العلم فريضة على كل مسلم وواضع العلم عند
غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ والذهب
Kemudian beliau berkomentar: “shahih, tanpa tambahan وواضع العلم dan seterusnya,
tambahan tersebut statusnya dha’if jiddan.”
Imam Muhammad ibn ‘Abdirrahman as-Sakhawi rahimahullah dalam kitab
beliau al-Maqasid al-Hasanah (1/121) menyatakan:
حديث: اطلبوا العلم
ولو بالصين، فإن طلب العلم فريضة على كل مسلم، البيهقي في الشعب، والخطيب في
الرحلة وغيرها، وابن عبد البر في جامع العلم، والديلمي، كلهم من حديث أبي عاتكة
طريف بن سلمان، وابن عبد البر وحده من حديث عبيد بن محمد عن ابن عيينة عن الزهري
كلاهما عن أنس مرفوعا به، وهو ضعيف من الوجهين، بل قال ابن حبان: إنه باطل لا أصل
له، وذكره ابن الجوزي في الموضوعات، وستأتي الجملة الثانية في الطاء معزوة لابن
ماجه وغيره مع بيان حكمها
Artinya: “Hadits ‘tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina,
karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim’ disebutkan oleh
al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab, al-Khathib dalam ar-Rihlah dan
selainnya, Ibn ‘Abdil Barr di Jami al-‘Ilm, dan ad-Dailami. Seluruhnya
meriwayatkan dari Abi ‘Atikah Tharib ibn Salman, dan Ibn ‘Abdil Barr sendiri
meriwayatkan dari ‘Ubaid ibn Muhammad dari Ibn ‘Uyainah dan az-Zuhri. Keduanya
dari Anas secara marfu’. Dan ia dha’if dari dua sisi. Bahkan Ibn Hibban
berkata: ‘sesungguhnya ia batil, tidak ada asalnya’. Dan ibn al-Jauzi juga
menyebutkannya dalam al-Maudhu’at. Dan nanti akan ada lagi di pembahasan
huruf ‘tha’, dinisbahkan kepada Ibn Majah dan selainnya beserta penjelasan
hukumnya.”
Dalam kitab yang sama (1/440), as-Sakhawi menyatakan:
حديث: طلب العلم
فريضة على كل مسلم، ابن ماجه في سننه، وابن عبد البر في العلم له من حديث حفص بن
سليمان عن كثير بن شنظير، عن محمد بن سيرين عن أنس به مرفوعا بزيادة: وواضع العلم
عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ والذهب، وحفص ضعيف جدا، بل اتهمه
بعضهم بالكذب والوضع
Artinya: “Hadits ‘menuntut ilmu wajib atas setiap muslim’
disebutkan oleh Ibn Majah diSunan-nya, Ibn ‘Abdil Barr
dalam al-‘Ilm dari hadits Hafsh ibn Sulaiman, dari Katsir ibn
Syinzir, dari Muhammad ibn Sirin, dari Anas secara marfu’, dengan
tambahan
وواضع العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ والذهب. Dan Hafsh dha’if jiddan, bahkan dituduh berdusta dan memalsukan hadits.”
وواضع العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ والذهب. Dan Hafsh dha’if jiddan, bahkan dituduh berdusta dan memalsukan hadits.”
As-Sakhawi (1/140) menjelaskan cukup panjang tentang hadits ini,
bahwa ia juga diriwayatkan dari beberapa jalur lain, namun sebagian ulama
mengatakan bahwa semua riwayat tersebut mengandung cacat, tidak bisa dijadikan
hujjah. Hal ini misalnya disampaikan oleh Ibn ‘Abdil Barr dan al-Bazzar
sebagaimana dikutip oleh as-Sakhawi.
Sedangkan untuk tambahan kata ومسلمة, as-Sakhawi mengatakan
bahwa tambahan tersebut tidak pernah disebutkan dalam jalur-jalur periwayatan
yang ada.
Bisa disimpulkan, kata ومسلمة hanya tambahan
dalam hadits yang tidak ada asalnya. Sedangkan hadits طلب العلم فريضة على كل مسلم tanpa tambahan ومسلمة diperselisihkan
ulama keshahihannya.
Wallahu a’lam bish shawwab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar