Kita mungkin sering berhayal kalau kita bisa mendengar bisikan hati orang lain, membaca pikiran orang lain.
Kita tentu bisa melakukan banyak hal
dengan kelebihan kita ini, tahu apakah orang lain menyukai kita atau tidak.
Tahu apakah orang lain jujur pada kita atau tidak,tahu jawaban ulangan dengan
membaca pikiran guru kita, atau mungkin bisa di manfaatkan untuk main sulap
misalnya bahkan kalau ingin lebih dramatis lagi untuk main judi dengan membaca
pikiran lawan lawan kita, kita bisa menang menang dan menang.
Tapi apa jadinya jika orang orang bisa
membaca hati kita, saat kita di kereta dan ada seorang pengemis kumal dan hati
kita bicara " Dasar pemalas, mana bau lagi" dan pengemis itu
mendengar hati kita,apa yang akan terjadi? Ketika Bos kita menanyakan pekerjaan
kita yang belum selesai, kita mungkin bisa berkata " Sudah bos, tinggal di
print." Tapi hati kita bicara lain. " lu aja kerjain sendiri ngasih tugas
seabrek pengen cepat, dasar bos ga punya otak." apa kira kira yang akan
terjadi bila bos kita itu mendengar hati kita!. Atau saat ada orang botak plus
gemuk di samping kita dan hati kita bicara "nih orang sudah botak, gemuk,
hidup lagi, nyempitin kereta aja ". Dan orang itu mendengar bisikan hati
kita!
Kalau benar itu terjadi masihkah kita akan
Ghibah membicarakan orang lain dengan hati kita. Apalagi dengan mulut kita,
melakukan dosa dosa yang tak terasa. tapi untungnya pengemis itu tidak bisa
mendengar hati kita, bos itu tidak bisa mendengar bisikan kita, dan orang gemuk
itu tidak bisa membaca pikiran kita. walau begitu masih ada yang bisa
mendengar, membaca dan melihat pikiran kita.
Kita harus sadar kalau Allah SWT itu maha
tahu, maha mendengar dan maha melihat . Allah menugasi dua malaikat sekaligus
Rokib dan Atid untuk mengikuti kita, mencatat apa yang kita pikirkan dan kita
lakukan. Allah maha tahu Ghibah hati kita apalagi ghibah ucapan kita. Jadi
marilah kita bersihkan hati kita karena semua ucapan kita, fitnah kita, ghibah
hati kita walaupun tidak bisa didengar oleh orang lain tapi di catat dan akan
kita pertanggung jawabkan di hari kiamat.
Jazakumullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar