Bagi Anda penggemar sinetron serial Mahabarata di layar kaca, tentu tak mau ketinggalan untuk menonton episode demi episode. Serial yang ditayangkan setiap hari ini konon relatif seru. Ditayangkan di ANTV setiap hari mulai pukul 20.30 WIB (tayang ulang di setiap Minggu mulai pukul 17.00 WIB).
Serial Mahabarata yang tayang di AnTV ini diproduksi oleh Swastik Productions Pvt. Ltd dan dibintangi antara lain oleh Saurabh Raj Jain sebagai Kresna, Shaheer Sheikh sebagai Arjuna, Pooja Sharma sebagai Drupadi dan Arav Chowdhary sebagai Bisma.
Berikut ini sinopsisnya:
Bagian Pertama
Dretarashtra dan Pandu adalah dua orang bersaudara. Dretarashtra, yang tertua, matanya buta, memnpunyai seratus orang anak yang disebut Kurawa. Sedangkan saudaranya, Pandu mempunyai lima orang anak disebut Pandawa.
Semasa Pandu hidup, ia memerintah kerajaan Hastinapura atas nama kakaknya yang buta itu. Setelah Pandu wafat mulai timbul pertentangan antara keturunan Dretarashtra yaitu kaum Kurawa dengan keturunan Pandu yaitu Pandawa Lima. Mereka saling berebut kekuasaan, dan masing-masing merasa memiliki hak atas Hastinapura.
Sebenarnya Pandawa itu bukan anak Pandu langsung. Hanya menurut dharma (hukum) yang menjadi anak Pandu adalah Dewi Kunti dan Dewi Madrim. Dewi Kunti mempunyai 3 orang anak (semuanya lelaki), yaitu:
Yudhistira, anak sulung. Ayahnya dewa Dharma, merupakan lambang raja yang menghormati hukum (dharma).
Bima, anak kedua, ayahnya dewa Bayu yang memiliki tenaga luar biasa.
Arjuna,anak ketiga. Ayahnya dewa Indra, sangat mahir mempergunakan anak panah.
Dewi Madrim, istri kedua Pandu, mempunyai anak kembar titisan Dewa Aswin, yaitu Nakula dan Sadewa.
Anak-anak Dretarashtra yang jumlahnya 100 orang itu lahir dari seorang ibu. Dan yang sulung bernama Duryudana. Ia sesungguhnya seorang lelaki yang berjiwa pahlawan dan berbudi mulia. Akan tetapi karena ia sering mendengarkan nasihat-nasihat jahat agar mencelakakan saudara sepupunya (Pandawa) akhirnya ia terbawa jahat pula.
Persaingan antara Kurawa dan Pandawa memang terjadi sejak mereka masih kanak-kanak. Hingga saat dewasa Kurawa terus-terusan berusaha mencelakakan sepupunya, untunglah Pandawa yang berjiwa besar selalu berhasil menghindarinya.
Atas kebijaksanaan Dretarastra dan untuk menghindari pertengkaran di antara kedua keluarga bersaudara itu, maka negara dibagi menjadi dua oleh Resi Bisma. Sebagian beribukota di Indra Prasta diserahkan kepada Pandawa dengan Yudistira sebagai rajanya, sebagian lagi beribukota di Hastinapura diserahkan kepada Kurawa dan dirajai oleh Duryudana.
Berkat kepemimpinan Yudistira, Indraprasta berkembang pesat sehingga menjadi kerajaan yang termasyhur. Hal tersebut membuat hati kaum Kurawa menjadi semakin iri. Duryyudana kembali mendengar nasihat-nasihat buruk para pembantunya. Lalu dicarinya muslihat yang paling ampuh untuk menjatuhkan Pandawa.
Pada suatu ketika Kurawa mengumumkan akan mengadakan pesta besar. Diundangnya Pandawa masuk ke istana Hastinapura. Dengan segala tipu daya dan kelicikannya kaum Kurawa berhasil membawa Yudistira ke meja judi, padahal sulung Pandawa ini sendiri sesungguhnya tidak pernah berjudi.
Yudistira main dadu dengan Sengkuni yang memang sengaja disediakan oleh pihak Kurawa. Sengkuni adalah penjudi ulung yang cerdik dan tak terkalahkan. Sengkuni selalu menang dan Yudistira selalu kalah. Semua barang Yudistira habis dipakai taruhan, demikian pula milik adik-adiknya. Hingga akhirnya, kerajaan, adik-adiknya, dirinya sendiri bahkan kemudian istrinya, Drupadi, menjadi korban taruhan. Yudistira dan seluruhkeluarganya menjadi budak Kurawa.
Pandawa yang berhati lembut harus melihat Drupadi mengerjakan pekerjaan babu atas perintah orang-orang Kurawa. Sungguh kejadian yang tidak adil, sebab sebelum Yudistira mempertaruhkan istrinya di meja judi, Yudhistira sendiri sebenarnya sudah mempertaruhkan dirinya.
Dengan demikian sesungguhnya ia tidak berhak lagi bermain judi dan mempertaruhkan Drupadi, istrinya. Dengan demikian, Dretarastra memutuskan bahwa semua permainan dianggap tidak sah dan harus diulang sekali lagi. Jika pada permainan terakhir tersebut Yudhistira kalah pula, maka Pandawa harus hidup dalam pengasingan di hutan selama 12 tahun. Dan pada tahun ketiga belas boleh hidup di tempat-tempat yang didiami orang dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak dikenali oleh siapapun.
Apabila ada yang mengenali siapa mereka yang sebenarnya, maka pengasingan harus diulangi dari permulaan lagi. Pada permainan yang terakhir, Yudistira kalah lagi. Pandawa yang malang harus menjalani hukuman pengasingan selama 12 tahun.
Sumber : http://simomot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar